Nama : Siti Maisyaroh
NIM : 19913190
Fakultas : SAPPK
Terdapat 4 narasumber
di seminar OSKM ITB 2013, yaitu Gita wirjawan, wanadri, tri mumpuni, saska.
dimana tiap narasumber mengusung tema yang berbeda, pembicara yang pertama
yaitu Bapak Gita wirjawan, mentri perdagangan Indonesia sekaligus ketua PBSI, di
awal seminar memberikan penekanan
tentang pentingnya soft skill bagi mahasiswa, suatu hal yang dapat
dikatakan harus benar- benar diperhatikan terutama di masa global seperti
sekarang ini. Soft skill tersebut harus pula dipadukan dengan keinginan
berlimpah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perpaduan ini akan
menciptakan suatu kolaborasi saling isi dan saling dukung guna mencapai hasil
sebaik mungkin atau setidaknya sesuai dengan target yang diinginkan. Kecermatan
memang diperlukan dalam merancang masa depan mengingat apa yang kita lakukan
dan inginkan saat ini untuk masa depan kita memiliki relevansi yang kuat dengan
masa depan kita itu sendiri. Mahasiswa pun dituntut untuk dapat menjadi
individu- individu yang kelak dapat membangun, mengembangkan, serta
mempertahankan kemahiran teknologi, kesinambungan demokrasi, kekayaan budaya,
dan kesejahteraan yang syarat akan pemerataan demi mempertahankan
kekompetitifan NKRI. Dan pesan dari menteri Perdagangan RI yang terakhir dallah
“Jadilah Garuda- Garuda yang kreatif, terampil, berteknologi, yg punya semangat
kebangsaan!" If you want it, you’ll get it!.
Kemudian pembicara yang
kedua adalah Indra Hidayat, ia adalah salah seorang anggota Wanadri. Wanadri
yaitu Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung. Wanadri merupakan
organisasi cukup besar yang bergerak di bidang pecinta alam . Narasumber
wanadri menekankan kepada kita bahwa kita harus mempunyai sikap cinta tanah
air, sadar diri dan lingkungan. Kita harus tahu apa saja potensi-potensi yang
ada di Indonesia. Selain itu, kita juga harus menggali solusi dari banyak
tantangn yang terjadi di Indonesia seperti pengklaiman kebudayaan oleh asing
dan sering terjadinya bencana alam di Indonesia.
Di sesi ke 3, seminar diisi oleh Ibu
Tri Mumpuni dengan judul seminar yang beliau bawakan adalah Integritas &
Kompetensi Alumni ITB untuk kemandirian & kesejahteraan bangsa. Tema yang
di bawakan Ibu Tri Mumpuni ini sangat menarik, menurut beliau ada dua hal yang
dapat mempengaruhi integritas dan kompetensi seorang alumni yaitu pengatahuan
(logika) dan perasaan (empati). Banyak
hal yang berubah di Indonesia, mulai dari pergeseran definisi yang merubah pola
piker masyarakat, seperti berubahnya definisi ekonomi dan kewirausahaan.
Menurut beliau, jikalau suatu paradigm sesuatu telah benar, maka hal itu akan
menjadi powe pembangunan yang lebih baik untuk Indonesia. Beliau juga menuturkan “Jangan pernah anda
berpikir tanpa punya rasa". Di akhir seminarnya, ibu tri mumpuni
menyampaikan peran yang dapat mahasiswa lakukan akan kejadian ini diantaranya
adalah melakukan perubahan visi pembangunan, melakukan perubahan paradigm
investasi serta pembatasan pertumbuhan usaha.
Dan sekitar pukul 17.10 WIB, seminar
sesi terakhirpun diisi oleh Bapak Saska, CEO dari Riset Indie. Riset Indie merupakan
organisasi yang menggeluti penelitian tapi hanya sesuatu yang disukai oleh
anggotanya. Beberpa proyek Riset Indie yang telah dilakukan antara lain Project
Polaroid, Project Alinea (animatronik). Selain itu, Bapak Saska memaparkan
bahwa Riset Indie mempunyai agenda penting untuk kota Bandung, proyek itu di
sebut Angkot Day. Angkot Day merupakan agenda yang akan dilaksanakan di bulan
September tahun ini, dimana dalam angkot day direncanakan masyarakat Bandung
akan merasakan hari angkot ternyaman, angkot tanpa ngetem, tertib dan gratis
tentunya. Program yang telah dilakukan
Riset Indie ini telah bekerjasama dengan berbagai pihak, dan direncanakan
secara matang. Pesan terakhir Bapak Saska kepada maba ITB 2013, kita harus
melakukan sesuatu untuk bangsa kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar